Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta, Khoiruddin, mengungkit jasa-jasa PKS dalam membesarkan karier politik Anies Baswedan.
Hal ini disampaikan setelah pesan suara Anies, yang menyatakan terkejut atas tenggat waktu yang diberikan PKS untuk pencalonan pasangan Anies-Sohibul Iman (AMAN) di Pilgub DKI Jakarta, tersebar di media sosial.
Khoiruddin menegaskan, PKS telah berkorban dengan menarik pencalonan Mardani Ali Sera demi mendukung Anies dalam Pilgub DKI 2017.
Selain itu, PKS juga kecewa karena tidak mendapatkan jatah kursi wakil gubernur DKI setelah Sandiaga Uno mundur. Namun, PKS tetap mendukung Anies hingga akhir masa jabatannya.
Anies Tolak Jadi Kader PKS, Pilih Netral
Selain itu, Khoiruddin juga mengungkapkan bahwa ia pernah menawarkan Anies untuk menjadi kader PKS jika tidak menerima Sohibul Iman sebagai pasangannya di Pilgub DKI 2024.
Namun, Anies memilih untuk tetap netral dan tidak berafiliasi dengan partai mana pun. PKS sendiri menyatakan telah memberikan tenggat waktu 40 hari, yang berakhir pada 4 Agustus 2024, bagi Anies untuk mencari mitra koalisi.
Namun, hingga tenggat waktu itu habis, Anies belum berhasil mendapatkan dukungan dari partai lain.
Anies menyatakan akan terus berupaya mencari dukungan demi memastikan duet Anies-Sohibul Iman bisa maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2024.
Anies Bantah Ada Tenggat Waktu Ajukan Sohibul Iman Jadi Cawagub
Dikutip dari Republika, Anies, dalam rekaman suara yang bocor, membantah bahwa pernah ada pembahasan tenggat waktu dari PKS terkait koalisi.
“Jadi itu pembahasannya, sama sekali kita tidak membahas soal (tenggat waktu) 40 hari dan lain-lain,” kata Anies dalam rekaman suara yang beredar.
Menurutnya, komunikasi dengan PKS berjalan baik, termasuk dalam menyetujui Sohibul Iman sebagai calon wakil gubernur pada 31 Juli 2024.
Anies juga mengaku heran dengan pernyataan juru bicara PKS yang menyebut tenggat waktu 4 Agustus 2024 untuk mencari dukungan partai lain.
“Mengapa kaget? Karena memang tidak pernah dibahas ya dan setahu saya memang tidak pernah ada deadline soal SK dari partai lain. Yang ada adalah soal apakah setuju dengan Pak MSI (Muhammad Sohibul Iman) sebagai pasangan,” ujar Anies.
Anies Butuh Dukungan Parpol untuk Maju di DKI
PKS menyatakan mereka tidak bisa mengusung pasangan Anies-Sohibul Iman tanpa ada dukungan partai politik lain.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai NasDem, dua partai politik lain yang pernah mengusung Anies, kini sudah terang-terangan mendukung pemerintahan Prabowo Subianto yang akan datang.
Kedua parpol tersebut hingga saat ini belum secara resmi mengusung Anies kembali menjadi calon gubernur DKI Jakarta di Pilgub tahun ini. DPW PKB Jakarta sendiri sudah mengusung Anies, meski belum disetujui oleh DPP PKB hingga saat ini.
Sebelumnya, PKS sudah pasti menyatakan mendukung Anies Baswedan untuk maju kembali di kontestasi Pilgub DKI 2024. PKS menyatakan pasangan Anies-Sohibul Iman (AMAN)
Hasil musyawarah Majelis Syuro ke-11 mengamanatkan kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS untuk melanjutkan komunikasi kepada sejumlah partai politik (parpol), termasuk dengan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
Sikap PKS yang semakin merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus menjadi titik akhir bagi koalisi yang pernah mengusung Anies sebagai Calon Presiden di Pilpres 2024.
Koalisi Indonesia Maju sendiri belum menentukan pilihan calon gubernur yang akan mereka usung. Beberapa calon yang dikabarkan akan maju mulai dari mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep.
Bagaimana tanggapanmu?