Centraverse

Kembali ke beranda Kelon

Maksimalkan Strategi Marketing Kamu dengan 3 Tipe Konten Ini!

Avatar Muhamad Nabil
selective focus photography of person using iphone x

Di era digital yang semakin canggih ini. Konten menjadi hal yang sangat krusial dalam membangun kepercayaan dan ketertarikan target audiens. Tidak hanya sekadar membuat konten yang menarik dari sisi visual. Perlu komunikasi, dan bukti kuat yang tidak hanya datang dari klaim brand sendiri.

Membuat konten yang kesannya terlalu hard selling dan terlalu berbau promosi, dapat membuat target audiens merasa tidak nyaman. Namun, dengan memanfaatkan Pelanggan, Creator, bahkan Karyawan sendiri sebagai konten, kita dapat membangun kepercayaan dari target audiens.

Ada 3 strategi yang dapat kita manfaatkan untuk dapat meningkatkaan kepercayaan dari target audiens, yakni UGC, CGC, dan EGC. Apa maksudnya? Simak penjelasannya, yuk!

1. Memanfaatkan Pengalaman Pengguna – User Generated Content (UGC)

Strategi konten ini datang dari pengalaman pengguna sendiri yang merasa puas. Mereka dengan sukarela membagikan pengalamannya, Tanpa ada campur tangan dari brand itu sendiri.

Target audiens dapat percaya dengan pendapat orang yang juga mencari solusi atas sebuah permasalahan, dan terbukti dari pengalaman pelanggan sendiri. UGC adalah versi digital dari promosi word of mouth atau dari mulut ke mulut.

Lalu, seperti apa saja contoh dari UGC itu sendiri?

Contoh paling umum:

  • Seseorang membuat postingan di akun Social medianya dan men-tag akun brand
  • Ulasan dan testimoni di E-Commerce atau di akun Social Media brand
  • Video Review atau Unboxing di TikTok atau YouTube pelanggan itu sendiri

Strategi ini bermanfaat untuk meningkatkan kredibilitas ke target audiens dengan ulasan otentik dari pelanggan. Tanpa ada campur tangan brand.

Selain itu, strategi ini dapat menghemat biaya pengeluaran brand. Karena brand mendapatkannya gratis dari pelanggan sendiri.

2. Bekerja Sama dengan Ahli – Creator Generated Content (CGC)

Strategi konten ini bekerja sama dengan profesional yang memiliki pengaruh di bidangnya, yaitu para content creator. Mereka bisa berupa Key Opinion Leader (KOL), Influencer, atau blogger yang memiliki audiensnya.

Berbeda dengan UGC yang organik atau murni tanpa campur tangan brand. Strategi ini memiliki brief yang sudah brand tentukan untuk bagaimana kontennya.

Contoh paling umum:

  • KOL yang mempunyai followers yang banyak mempromosikan sebuah produk.
  • Seorang beuaty vlogger menggunakan make-up dari brand yang bekerja sama dengannya.
  • Reviewer Gadget mengulas produk smartphone di YouTube.

Strategi ini akan dapat membantu brand untuk meningkatkan share of voicenya melalui pengaruh yang dari Creator. Besarnya followers dari Creator dapat membantu menambah kepercayaan dari target audiens.

Lebih lanjut, strategi ini dapat meningkatkan kepercayaan terhadap brand. Karena brand rela untuk bekerja sama dengan Profesional yang memerlukan pengeluaran budget.

3. Konten dari Internal Brand Sendiri – Employee Generated Content (EGC)

Strategi konten ini berasal dari orang yang bekerja di balik brand itu sendiri. Konten ini bertujuan untuk menampilkan sisi autentik dari dalam brand yang tidak terlihat dari sisi promosi penjualan.

Jenis strategi ini cocok untuk membangun citra ke arah positif di mata pelanggan, dan talenta yang ingin bergabung ke perusahaan. Apa saja contoh dari Employee Generated Content (EGC)?

Contoh paling umum:

  • Video seorang karyawan sebuah brand menunjukan keseharian pekerjaannya
  • Kedekatan dari para karyawan satu sama lain
  • Behind the Scenes dari produksi produk atau event

Dengan strategi ini dapat membantu brand dalam meningkatkan kredibilitasnya. Bagaimana karyawan dari perusahaan tampil dapat meningkatkan kepercayaan akan kehadiran brand tersebut.

Konten ini juga terbilang hemat dari sisi budget. Karena brand tidak perlu mengeluarkan budget dalam memproduksi konten EGC yang berasal dari karyawan sendiri.

Jadi, itu dia 3 strategi yang dapat saling melengkapi. Dengan memaksimalkan ketiganya, kamu tidak hanya menjual produk, tetapi juga membangun sebuah komunitas yang loyal dan terpercaya.

Kira-kira, strategi mana yang sudah atau ingin kamu coba terapkan untuk brand kamu?

Komentar