Beberapa pimpinan PT Net Visi Media Tbk (IDX: NETV) mengundurkan diri dari posisinya. NETV mengumumkan bahwa tujuh orang direksi secara resmi menyatakan pengunduran diri mereka pada Senin (7/10).
CEO NETV, Deddy Sudarijanto, bersama Direktur Azuan Syahril, Fendy Nagasaputra, dan Ferry, memilih untuk mundur dari jabatan mereka. Komisaris Utama Lie Halim, Komisaris Independen David Rees, serta Komisaris Rachmat Nugroho juga mengajukan pengunduran diri.
Shinta Trisnawati, Sekretaris Perusahaan NETV, mengumumkan pengunduran diri ini melalui laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Shinta menegaskan bahwa keputusan ini tidak memengaruhi operasional NETV secara signifikan.
MD Entertainment Akuisisi NETV
Dikutip dari DNP Media Network, pengunduran diri massal ini terjadi di tengah rencana aksi korporasi yang diumumkan pada Jumat (4/10).
NETV berencana melakukan reverse stock untuk meningkatkan harga saham dari Rp100 menjadi Rp200 per lembar. PT MD Entertainment Tbk (IDX: FILM) akan menjadi investor strategis terbesar setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) menyetujui langkah tersebut.
NETV akan menggunakan dana yang diperoleh dari aksi ini untuk melunasi utangnya dan menambah modal kerja perusahaan. FILM juga telah mengumumkan rencana transaksi material, termasuk penandatanganan perjanjian jual beli bersyarat atas utang NETV pada 26 Agustus 2024.
Kinerja NET Lesu
Wishnutama dan Agus Lasmono Sudwikatmono mendirikan NET sebagai bagian dari Indika Group pada tahun 2013. Stasiun televisi yang dahulu bernama Spacetoon ini berhasil menarik perhatian sebagai stasiun televisi yang ‘berbeda’.
NET menargetkan diri pada segmen pemirsa muda dengan program-program modern dan inovatif. Tak tanggung-tanggung, pada acara peluncuran dan ulang tahunnya, mereka berani mengundang artis mancanegara.
Namun, pemirsa NET perlahan mulai meninggalkan stasiun TV ini dalam beberapa tahun terakhir. Kepergian Wishnutama membuat kualitas acara stasiun TV yang berkantor di Gedung The East ini menurun.
Jumlah penonton televisi konvensional terus menurun karena peralihan ke platform digital dan layanan streaming, yang menjadi tantangan besar bagi NET dan media lainnya seperti VIVA.
Persaingan ketat dengan stasiun televisi swasta lain serta biaya produksi konten berkualitas yang terus meningkat, turut menambah beban perusahaan.
Meski NETV mencoba memperbaiki kinerja dengan memperkuat platform digital melalui NETVerse, hasilnya belum cukup untuk mengimbangi penurunan di sektor media konvensional.
Bagaimana tanggapanmu?