Presiden Prabowo Subianto kabarnya telah memberikan lampu hijau untuk investasi Apple senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun. Apple akan mengalokasikan nilai investasi ini untuk membangun pabrik AirTag di Batam.
Berdasarkan laporan dari seorang sumber kepada Bloomberg (19/12), Prabowo Subianto mendapatkan pengarahan tentang investasi ini pada akhir pekan, dalam pertemuan yang membahas tarik-menarik antara pemerintah dan Apple.
Apple Bangun Pabrik AirTag di Batam
Sumber tersebut mengungkap alasan Apple membangun pabrik AirTag di Batam. Mereka memilih lokasi tersebut karena keunggulan lokasi strategisnya. Batam dapat dijangkau dalam waktu sekitar 45 menit perjalanan menggunakan feri dari Singapura
Pemerintah juga menetapkan Batam sebagai wilayah berstatus zona perdagangan bebas. Status ini membebaskan perusahaan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), serta bea masuk.
Pabrik ini akan memulai operasional dengan mempekerjakan sekitar 1.000 pekerja dan menghasilkan hingga 20% dari total produksi AirTag secara global. Selain AirTag, Apple juga berencana memproduksi aksesori lain di fasilitas ini, meskipun mereka belum merinci jenis produk tersebut.
Tambah Janji Investasi demi Penuhi TKDN
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 29 Tahun 2017, ada tiga cara untuk mendapatkan sertifikasi TKDN. Pertama, perusahaan dapat memproduksi barang di dalam negeri. Kedua, mereka bisa mengembangkan aplikasi di dalam negeri. Ketiga, mereka dapat mengembangkan inovasi di dalam negeri.
Apple sebelumnya memilih opsi ketiga dengan mengembangkan inovasi melalui akademi. Bulan April lalu, mereka berjanji akan membangun Apple Developer Academy keempat di Bali pada 2025. Sayangnya, janji tersebut masih belum dipenuhi.
Mereka telah membangun Apple Developer Academy di Indonesia. Hingga saat ini, mereka telah mendirikan tiga akademi di Binus BSD, Serpong, Tangerang; Universitas Ciputra, Surabaya, dan Infinite Learning, Batam.
Data dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa nilai investasi untuk ketiga akademi tersebut mencapai Rp 1,71 triliun. Akademi ini menjadi bagian dari strategi Apple untuk memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) guna menjual produknya di Indonesia.
Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam
Apple coba ‘merayu’ pemerintah dengan janji membangun pabrik di Bandung. Tawaran ini tertaksir bernilai hingga hampir sepuluh kali lipat, menjadi 100 juta dolar AS (~1,58 triliun rupiah) dari yang tadinya hanya sekitar 10 juta dolar AS saja.
Apple tadinya berencana memulai produksi komponen mesh (bantalan) AirPods Max pada Juli 2025. Namun tawaran ini kembali tertolak mentah-mentah, dengan alasan bahwa jumlah tersebut belum memenuhi aspek keadilan dibandingkan dengan investasi Apple di negara lain seperti Vietnam dan India.
Sebagai perbandingan, mengutip CNBC Indonesia, Apple telah menginvestasikan sekitar 400 triliun dong Vietnam, setara dengan Rp 255 triliun, di Vietnam sejak 2019.
Investasi ini mencakup pembangunan fasilitas manufaktur dan telah menciptakan lebih dari 200.000 lapangan pekerjaan di negara tersebut. Selain itu, Apple memiliki 35 pemasok dengan 28 pabrik yang tersebar di seluruh Vietnam.
Perbedaan signifikan dalam nilai investasi ini menjadi perhatian pemerintah Indonesia, yang mendorong Apple untuk meningkatkan komitmen investasinya di Indonesia agar sebanding dengan negara-negara lain di kawasan Asia.
Penjualan iPhone 16 masih ilegal hingga artikel ini ditulis. Seri ponsel terbaru Apple ini belum memenuhi semua persyaratan TKDN untuk dijual secara resmi. Namun, langkah-langkah investasi yang mereka ambil semakin membuka kemungkinan bagi peluncuran resmi iPhone 16 dalam waktu dekat.
Bagaimana tanggapanmu?