Centraverse

Kembali ke beranda Centranews

Sekarang Ada Iklan di WhatsApp, Meta Janji Tak Jual Data Pribadi

Avatar Muhammad Ferdiansyah
A person holding a cell phone in their hand with WhatsApp app opened.

Aplikasi olah pesan milik Meta, WhatsApp, sekarang akan mulai menampilkan iklan di platformnya. Hadirnya “fitur” iklan ini menjadi yang pertama sejak WhatsApp meluncur pada tahun 2009.

Meta, yang dahulu bernama Facebook, memang sudah lama ingin memasukkan iklan ke aplikasi yang mereka akuisisi pada Februari 2014 ini. Mengingat perusahaan milik Mark Zuckerberg ini menggelontorkan dana sebesar 19,3 miliar dolar AS untuk menggaet platform ini, membuat akuisisi ini jadi yang nilainya terbesar kala itu.

Pada awal pengembangannya, aplikasi ini menerapkan biaya berlangganan sebesar 1 dolar per bulan agar penggunanya dapat menikmati pengiriman pesan tanpa iklan.

Iklan WhatsApp Muncul di Pembaruan

Beberapa fitur baru WhatsApp yang memungkinkan bisnis beriklan di platform tersebut (Foto: WhatsApp Blog)

Dalam postingan blognya pada Senin (16/6) ini, WhatsApp mengumumkan fitur iklan ini akan muncul di tab “Pembaruan”. Penambahan fitur iklan ini menjadi bagian dari upaya WhatsApp untuk bisnis yang ingin terhubung langsung dengan pelanggannya.

Seperti platform milik Meta lainnya, Instagram, iklan ini akan muncul ketika pengguna sedang melihat pembaruan Status dari kontak mereka. Tak hanya itu, pengguna akan melihat “Saluran yang Dipromosikan” ketika mereka sedang menjelajahi saluran untuk berlangganan.

Untuk menargetkan iklan kepada pengguna yang tepat, WhatsApp akan menggunakan beberapa data yang tidak berasal dari obrolan pribadi pengguna. Beberapa data tersebut di antaranya seperti negara atau kota, bahasa, dan Saluran yang diikuti, serta interaksi dengan iklan yang dilihat.

Bagi pengguna yang telah menambahkan WhatsApp ke Pusat Akun Meta, mereka juga akan menggunakan preferensi iklan dan informasi dari seluruh akun Meta-nya.

Mereka menyatakan bahwa iklan-iklan tersebut tidak akan menggunakan data pribadi seperti obrolan dan nomor telepon pengguna. WhatsApp juga menekankan bahwa obrolan pribadi pengguna tetap terenkripsi secara end-to-end sehingga tidak dapat terbaca oleh orang lain.

Dari Aplikasi Simpel jadi Raksasa Olah Pesan

Aplikasi WhatsApp merupakan salah satu platform olah pesan dengan fokus privasi. Mantan pegawai Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum, membuat aplikasi ini sebagai cara untuk berbagi status singkat. Hingga akhirnya, mereka menambahkan fitur olah pesan instan pada Agustus 2009.

Puncak kepopuleran aplikasi ini terjadi di tahun 2013. Pada bulan Februari 2013, WhatsApp memiliki sekitar 200 miliar pengguna, di akhir tahun tersebut, jumlah pengguna mereka bertambah 2x lipat.

Sistem mereka yang sederhana dan terenkripsi end-to-end membuat banyak orang tertarik dengan aplikasi ini. Aplikasi ini juga berjalan lancar di berbagai platform mulai dari iOS hingga SymbianOS. Kepopuleran ini membuat raksasa media sosial Facebook tertarik untuk mengakuisisinya.

Beberapa tahun setelah akuisisi tersebut, kedua pendiri WhatsApp langsung hengkang dari platform yang mereka bangun. Mereka tidak sependapat dengan arah pengembangan platform ini, terutama dalam masalah privasi dan monetisasi platform ini.

Komentar

Bagaimana tanggapanmu?