Centraverse

Kembali ke beranda Centranews

Tolak Terlibat dalam Genosida Israel, Staf Microsoft Lakukan Protes

Avatar Muhammad Ferdiansyah
Seorang karyawan Microsoft yang memakai hijab berdiri di tepi panggung, CEO Microsoft AI Mustafa Suleyman berdiri di atas panggung memakai kemeja putih, latar belakang panggung bertuliskan "Your AI Companion"

Beberapa staf melakukan aksi protes atas peran Microsoft dalam genosida Israel di tengah acara perayaan ulang tahun ke-50 perusahaan tersebut.

Staf-staf Microsoft tersebut menjadi sorotan publik setelah berhasil memotong perhelatan acara perayaan ulang tahun tersebut dan menyuarakan keresahan mereka.

Acara ulang tahun tersebut sebenarnya juga menjadi ajang pengumuman berbagai inovasi AI dan fitur-fitur baru Copilot. Ketiga CEO Microsoft: Bill Gates, Steve Ballmer, dan Satya Nadella pun hadir dalam acara ini.

Aksi ini menjadi salah satu bagian dari petisi “No Azure for Apartheid” oleh beberapa karyawan Microsoft. Petisi ini menyerukan penghentian suplai teknologi perusahaan mereka untuk Israel.

Belum lama ini, terdapat laporan bahwa Microsoft menjadi salah satu penyuplai sistem teknologi dan AI terbesar untuk Tentara Pertahanan Israel (IDF). Microsoft menyuplai sistem komputasi Azure dan sistem AI yang Israel gunakan untuk melakukan pembersihan etnis Palestina.

Staf Microsoft Gaungkan Pesan Anti Genosida

Staf pertama yang maju menyuarakan keresahannya adalah Ibtihal Aboussad. Ia telah bekerja sebagai insinyur platform AI untuk Microsoft selama 3,5 tahun berunjuk rasa langsung di hadapan petinggi perusahaan teknologi tersebut.

Melansir dari laporan The Verge, Aboussad bangkit dari sisi pinggiran ruangan dan maju ke arah tepi panggung di sela-sela acara yang berlangsung di kampus pusat Microsoft di Redmond, Washington, AS.

Saat itu, CEO Microsoft AI, Mustafa Suleyman sedang mengumumkan berbagai fitur-fitur Copilot baru. Namun, Aboussad datang menghampiri Suleyman dan menyuarakan protesnya kepada perusahaan tempat Ia bekerja.

Suleyman dengan “santai” mengucapkan “Saya mendengar protes Anda, terima kasih,” sebelum akhirnya melanjutkan presentasinya di depan hadirin dan wartawan yang meliput.

Tak lama kemudian, di sela-sela gelar wicara para CEO Microsoft kini dan terdahulu, seorang staf lainnya juga berdiri menyuarakan kekecewaannya terhadap keputusan bisnis perusahaan tersebut.

Bill Gates yang tengah bicara dalam kesempatan tersebut juga akhirnya langsung kembali ke pembicaraannya mengenai perjalanan Microsoft selama 50 tahun terakhir.

Tuntut Hentikan Suplai Teknologi AI ke Israel

Aboussad menyuarakan dengan lantang rasa kekecewaannya terhadap keterlibatan Microsoft dalam genosida yang Israel lakukan terhadap rakyat Palestina.

You are a war profiteer. Stop using AI for genocide. Stop using AI for genocide in our region. You have blood on your hands. All of Microsoft has blood on its hands. How dare you all celebrate when Microsoft is killing children. Shame on you all!

“Anda adalah pencatut perang. Hentikan penggunaan AI untuk genosida. Hentikan penggunaan AI untuk genosida di wilayah kami. Anda mengotori tangan Anda dengan darah. Seluruh jajaran Microsoft memiliki darah di tangannya. Beraninya kalian semua berpesta ketika Microsoft justru melakukan pembantaian terhadap anak-anak. Kalian semua seharusnya malu.”

Shame on you! (Tak tahu malu!)” teriaknya berlanjut ketika petugas keamanan membujuknya ke luar lokasi acara. Aboussad pun mengirimkan surel kepada rekan sejawatnya mengenai hal-hal yang membuat Microsoft terlibat dalam genosida Israel. Dalam surel tersebut Ia juga mengajak rekannya untuk bertindak menghentikan keterlibatan genosida oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

Seorang karyawan lain yang menyela panel diskusi CEO Microsoft pun menyuarakan hal yang sama. Seorang karyawati yang identitasnya belum terungkap ini bernama Vaniya Agrawal sempat menyebutkan “No Azure for Apartheid” sebelum akhirnya petugas keamanan juga membujuknya keluar.

Update (6/4): Karyawati tersebut diketahui bernama Vaniya Agrawal, yang akhirnya mengundurkan diri dari Microsoft pada Jumat (11/4). Dalam emailnya, Ia mengajak karyawan Microsoft lainnya untuk ambil tindakan menolak genosida.

“Shame on you all. You’re all hypocrites. 50,000 Palestinians in Gaza have been murdered with Microsoft technology. How dare you. Shame on all of you for celebrating on their blood. Cut ties with Israel.”

“Kalian semua memalukan. Kalian semua munafik. 50.000 orang Palestina di Gaza telah terbunuh dengan menggunakan teknologi Microsoft. Teganya kalian. Kalian semua seharusnya malu berpesta di atas penderitaan mereka. Hentikan kerjasama dengan Israel.”

Tak lama setelah adanya aksi protes tersebut, Microsoft menghentikan live streaming acara tersebut, dan memulai streaming baru.

Komentar

Bagaimana tanggapanmu?